Saya tidak menyukai kata
‘karma’ tapi saya percaya adanya balasan atas perbuatan yang kita lakukan. Tapi,
tidak jarang manusia hanya memandang segala sesuatu secara subjektif sehingga
selalu merasa dialah yang paling menderita dan orang lain yang membuat kesalahan.
Tanpa melihat dari sisi lain, sisi sebagai manusia biasa yang juga pernah
melakukan salah. Bukankah perlakuan kita terhadap sesama manusia lain belum
tentu baik?
Ketika saya patah hati, ada beberapa teman berkata, “Kamu tuh orang baik, nggak pantes disakitin sama orang brengsek kayak dia”
Mungkin mereka
(teman-teman saya) hanya merasa kasihan, karena saya memang pantas mendapat
predikat drama queen untuk urusan
yang seperti ini. Tapi lihatlah, saya tidak apa-apa, saya masih bisa tertawa,
dan bangkit walau memang saya bukan orang yang tegar apalagi sabar.
Karena dibalik perasaan
yang terluka, saya selalu mencoba kembali pada kewarasan saya, saya menelaah
lagi apa yang telah saya lakukan selama ini, introspeksi diri sendiri. Dan ya,
saya mungkin memang orang baik menurut mereka, tapi bukan berarti saya tidak
pernah menyakiti hati orang lain. Saya ditinggalkan karena pernah meninggalkan,
saya dikecewakan karena pernah mengecewakan. Saya bukan menyalahkan diri
sendiri, sederhananya saya hanya harus menyadari bahwa saya sedang diberi
pelajaran agar dapat menjadi manusia yang lebih baik dan berempati.
Saya tau, tidak semua
orang yang bisa berfikir positif seperti itu, kebanyakan bahkan malah menginginkan
sesuatu yang buruk terjadi pada orang yang telah menyakiti mereka. Let me tell
you, orang yang seperti itu tidak akan pernah mendapatkan kedamaian di dalam
hatinya.
“Daun yang jatuh, tidak pernah membenci angin” –Tere Liye
Terima saja siklus sebab-akibat, karena memang begitulah seharusnya hidup. Jangan lantas membuat kita menjadi orang yang apatis. Tidak perlu memelihara dendam, hidup terlalu singkat untuk terpuruk walau keadilan hanya berada di surga. Tetaplah bersenang-senang.
Forget your past, forgive yourself, and begin again.
Cheers!
“Daun yang jatuh, tidak pernah membenci angin” –Tere Liye
Terima saja siklus sebab-akibat, karena memang begitulah seharusnya hidup. Jangan lantas membuat kita menjadi orang yang apatis. Tidak perlu memelihara dendam, hidup terlalu singkat untuk terpuruk walau keadilan hanya berada di surga. Tetaplah bersenang-senang.
Forget your past, forgive yourself, and begin again.
Cheers!