Tidak banyak
hal yang dapat kuungkapkan, tidak banyak hal yang dapat kujelaskan mengenai
perasaanku terhadapnya. Terkadang aku kesal, membencinya, mencaci makinya dalam
benak dan hatiku. Dengan sombongnya aku mengatakan bahwa ia bukanlah apa-apa
setelah semua kenangan yang ada, lagipula aku telah memiliki kisahku sendiri,
hari-hariku tidak melulu tentang dia lagi.
Kupikir
aku telah berhasil menghapus semua perasaanku padanya, namun ternyata aku salah
besar. Detak jantungku yang hampir melompat setiap bertemu dengannya
menyadarkan bahwa pada kenyataannya aku tidak akan mungkin bisa melupakannya,
kupu-kupu yang menggelitik di perutku setiap melihatnya membuktikan bahwa tempatnya
masih akan tetap selalu sama.
Aku masih
menyayanginya meski kini dia bukan lagi cahaya yang kuikuti dalam gelapku
melangkah, aku masih menyayanginya meski kini dia bukan lagi menjadi salah satu
harapan-harapan yang kugantung di kaki langit, aku menyayanginya meski dia
bukan lagi menjadi rumah, aku masih menyayanginya meski kini memang aku telah
jatuh cinta pada yang lain. Dan yang paling ku syukuri dari semuanya saat ini,
adalah ketika aku telah benar-benar bahagia melihatnya bahagia dengan hidup
yang ia punya tanpa aku di dalamnya.
I tried so
hard to let him go, seriously. Aku sudah cukup berusaha mati-matian dari
terpuruknya patah hati sampai pada
akhirnya merasakan perasaan seindah ini.
Mungkin memang
benar bahwa tingkat tertinggi dari mencintai adalah melepaskan, mungkin
sebagian orang menganggapnya omong kosong. Terserah. Tapi percayalah cinta yang
seperti itu akan hadir kepada mereka yang berhati luas dan kepada mereka yang percaya.
PS: I Love You