Minggu, 14 Agustus 2016

Panggilan Kedua

Hey there...

Aku tidak tau harus menunggu berapa lama lagi,
Sehari?
Seminggu?
Sebulan?
Setahun?
Ah, tapi aku tidak akan menunggumu selamanya, karena kau akan datang sebelum itu.

Oh ya,
Biar kuberi tahu sedikit hal..

Mungkin kau akan terkejut ketika menghabiskan banyak waktu bersamaku,
kau mungkin akan menatapku bingung ketika melihat betapa banyaknya aku makan,
atau kau akan kesal jika aku mengabaikanmu saat aku membaca buku atau sedang menonton drama korea,
kau akan muak dengan tingkahku yang kekanak-kanakan.
Tapi kau harus percaya, aku akan selalu belajar untuk menjadi yang terbaik bagimu. Aku akan selalu berjalan disampingmu. Walau kelak kita sama-sama lelah, aku berjanji akan selalu ada.

Aku bukanlah seorang putri, jadi kau tidak harus menjadi pangeran.

Kau boleh keras kepala seperti aku, atau sesekali membuatku menangis, kadang-kadang kita juga harus saling berteriak, mungkin akan menyebalkan dan membosankan,
Tapi aku percaya kau akan selalu tepat waktu untukku, pelukmu akan selalu hangat dan kamu tidak akan lupa mencium keningku. Berjanjilah untuk tetap setia, walau ketika aku sedang jahat-jahatnya.

Kita mungkin tidak akan punya cerita cinta yang indah dan sempurna, tidak selalu bahagia, tapi irama detak jantung kita akan selalu sama. Karena kita, adalah dua orang yang tidak akan menyerah. Benar kan?


Hey there,
Ini panggilan kedua..
Jatuh cintalah.
Dan mari kita saling mengobati luka.

Kamis, 17 September 2015

Yes or No?

Di tengah-tengah deadline laporan PPL, saya menyempatkan waktu untuk menulis postingan ini. Writing is my space to breathe, you know that so well, right?
Baiklah.
Kali ini saya teringat sebuah percakapan saya dengan teman saya tentang ‘pentingkah sebenarnya mengumbar-umbar pasangan?’
Fyi, saya tidak pernah berpacaran sampai satu tahun, saya belum pernah merasakan jatuh cinta sampai berkeinginan untuk serius sampai pelaminan, saya juga tidak punya banyak kisah-kisah cinta seperti drama korea. Kisah cinta saya biasa-biasa saja layaknya anak remaja yang beranjak dewasa dengan siklus jatuh cinta - pacaran – putus – susah move on – jatuh cinta lagi - putus, masih cengeng dan cetek. Kalau ada yang berfikir bahwa saya orang yang luar biasa dalam hubungan asmara, kalian salah besar.
Ada banyak pilihan tentang masalah relationship, ada yang pacaran biasa sampai luar biasa, ada yang diumbar ada juga yang diam-diam. Tergantung orang yang memilih hubungan mereka akan bagaimana.
Namun kali ini, saya dan teman saya sepakat bahwa pacaran tidak perlu terlalu diumbar-umbar.
KENAPA ?
Ingatlah yang kalimat ini: karena pacarmu belum tentu jodohmu.
***
Tidak salah memang, orang-orang yang sedang jatuh cinta biasanya memang akan alay waktunya, mungkin sangking bahagianya karena telah dianugerahkan perasaan yang indah atau mungkin hanya sekedar mencari sensasi atau mungkin pembuktian bahwa dia sudah sepenuhnya keluar dari masa lalu.
Tapi percayalah, diantara jenis-jenis orang itu semuanya akan berakhir pada satu hal ketika ternyata hubungan mereka tidak berhasil, itulah yang dinamakan penyesalan. Tidak sedikit mereka yang sudah serius dan berharap tinggi dengan sebuah  hubungan pada akhirnya hanya mendapat malu dan kecewa.
Sangking jatuh cinta sampai alaynya, kita memang sering lupa bertanya pada diri sendiri “Bagaimana jika ternyata dia bukan jodohku?”
Kita mengesampingkan semua akal sehat dan realita saat jatuh cinta dan pada akhirnya terjebak pada hubungan yang hambar, yang seharusnya bisa diakhiri dengan damai, yang seharusnya bisa ditinggalkan demi menyelamatkan harga diri, hanya karena FAKTOR X. Tidak sedikit orang yang ‘terjebak’ pacaran lama hanya karena,
“sayang putus, semua temen-temen dan keluarga udah kenal sama dia”
“sayang putus, aku uda ngorbanin banyak hal ke dia”
“sayang putus, males kenal lagi sama orang yang baru, kan uda lama sama dia”
Dan sayang putus sayang putus lainnya yang menyebabkan kalimat GREAT THINGS NEVER CAME FROM COMFORT ZONES tidak lagi mempunyai makna apa-apa. Makan hati bertahun-tahun karena mempertahankan orang yang salah, orang yang seharusnya bisa ditinggalkan dengan baik.
That’s why saya mulai setuju dengan hubungan yang santai tapi pasti. Tidak perlu ditutupi tapi juga tidak perlu diumbar dengan berlebihan. Untuk meminimalisir rasa penyesalan, kecewa, dan malu.
Juga bagi mereka yang ingin menunjukkan pada dunia betapa berharga pacarnya, ya silahkan saja, selama itu hal baik yang bisa dilakukan. Kembali pada “Jalani apapun dan bagaimanapun yang membuatmu bahagia.”
***
Yes or no?



Sabtu, 01 Agustus 2015

Mungkin Memang Cinta Itu Begini


Kau adalah senja yang ku ikhlaskan menjadi malam.

HE IS THE ONE 

Tidak banyak hal yang dapat kuungkapkan, tidak banyak hal yang dapat kujelaskan mengenai perasaanku terhadapnya. Terkadang aku kesal, membencinya, mencaci makinya dalam benak dan hatiku. Dengan sombongnya aku mengatakan bahwa ia bukanlah apa-apa setelah semua kenangan yang ada, lagipula aku telah memiliki kisahku sendiri, hari-hariku tidak melulu tentang dia lagi.

Kupikir aku telah berhasil menghapus semua perasaanku padanya, namun ternyata aku salah besar. Detak jantungku yang hampir melompat setiap bertemu dengannya menyadarkan bahwa pada kenyataannya aku tidak akan mungkin bisa melupakannya, kupu-kupu yang menggelitik di perutku setiap melihatnya membuktikan bahwa tempatnya masih akan tetap selalu sama. 

Aku masih menyayanginya meski kini dia bukan lagi cahaya yang kuikuti dalam gelapku melangkah, aku masih menyayanginya meski kini dia bukan lagi menjadi salah satu harapan-harapan yang kugantung di kaki langit, aku menyayanginya meski dia bukan lagi menjadi rumah, aku masih menyayanginya meski kini memang aku telah jatuh cinta pada yang lain. Dan yang paling ku syukuri dari semuanya saat ini, adalah ketika aku telah benar-benar bahagia melihatnya bahagia dengan hidup yang ia punya tanpa aku di dalamnya.

I tried so hard to let him go, seriously. Aku sudah cukup berusaha mati-matian dari terpuruknya patah hati sampai pada akhirnya merasakan perasaan seindah ini. 

Mungkin memang benar bahwa tingkat tertinggi dari mencintai adalah melepaskan, mungkin sebagian orang menganggapnya omong kosong. Terserah. Tapi percayalah cinta yang seperti itu akan hadir kepada mereka yang berhati luas dan kepada mereka yang percaya.



PS: I Love You